Tuesday, November 2, 2021

BAB II BERSUNGGUH SUNGGUH DALAM BEKERJA

 BAB II

MERAIH CINTA ALLOH DENGAN BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM BEKERJA

Pendahuluan

Kejujuran merupakan pondasi utama atas tegaknya nilai-nilai kebenaran dan kebaikan karena dengan kejujuran akan membawa seseorang kepada kebenaran dan kebaikan kebaikan itulah modal utama untuk menghantarkan seseorang menuju surga.Sebaliknya dengan kedustaan seseorang akan merobohkan setiap bangunan megah yang telah susah payah dirintis dibangun di atasnya. Allah berfirman dalam Alquran yang artinya Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan an-nasr. Quran surat al-ahzab ayat 70 serta Hadis Muslim yang artinya dari Abdullah bin Mas'ud radhiallahu anhu ia berkata Rasulullah bersabda: hendaklah kalian berlaku jujur karena sesungguhnya jujur itu menunjukkan pelakunya kepada kebaikan dan kebaikan itu menunjukkan kepada surga. seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur dan jauhilah oleh kalian sifat dusta, Karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan pelakunya kepada keburukan Oma dan keburukan itu menunjukkan kepada neraka. seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk selalu berdusta sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai seorang Pendusta Hadits Riwayat Muslim 

Sebagai seorang pelajar Muhammadiyah harus berusaha menanamkan kejujuran dalam diri sebagai bekal untuk menjadi generasi yang mulia karena Kejujuran adalah sumber keberhasilan kebahagiaan dan kesuksesan maka setiap perkataan harus sesuai dengan perbuatan. karena Allah berfirman Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? sangatlah dibenci Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.

Petikan Quran surat as-saff ayat 2-3. ayat dan hadis di atas memberikan pesan moral bahwa orang Islam didorong untuk berlaku jujur dalam setiap amal perbuatan dan menjauhi sifat dusta dalam segala aspek kehidupan seperti dalam keluarga, pekerjaan lingkungan sekolah perniagaan dan sosial kemas masyarakatan titik dengan ditanamkannya kejujuran sejak dini Maka akan muncul generasi yang jujur membawa negeri ini menjadi baldatun toyyibatun warobbun Ghofur.

1. Etos Kerja dalam Perspektif Islam

a. Pengertian Etos Kerja

Etos berarti pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial S berasal dari bahasa Yunani yakni ethos yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter serta keyakinan atas sesuatu. sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok. dalam pengertian 2 adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi intelektual dan fisik maupun hal-hal yang berkaitan dengan keduniaan maupun keakhiratan. 

Secara terminologis kata ethos mengalami perubahan makna yang luas titik digunakan dalam 3 pengertian berbeda yaitu : 

1. Suatu aturan umum atau cara hidup. 

2. Suatu tatanan aturan perilaku 

3. Penyelidikan tentang jalan hidup dan seperangkat aturan tingkah laku. 

Dalam pengertian lain etos dapat diartikan sebagai kehendak atau kemauan yang disertai semangat yang tinggi dalam rangka mencapai cita-cita yang positif etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan pengaruh budaya serta sistem nilai yang diyakininya dari kata etos ini dikenal pula kata etika yang hampir mendekati pada pengertian Mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik buruk moral Sehingga dalam etos tersebut terkandung semangat yang amat kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal lebih baik dan berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sempurna sesempurna mungkin berdasarkan Pengertian tersebut dapat dipahamkan bahwa semua usaha manusia baik yang dilakukan oleh akal, perasaan, maupun perbuatan adalah termasuk kedalam kerja.


b. Etos Kerja dari Sudut Pandang Islam

Manusia sebagai makhluk Allah yang memiliki kebutuhan dalam keberlangsungan hidupnya sudah seyogyanya manusia harus berusaha untuk Memenuhi kebutuhannya tersebut dengan bekerja. seorang muslim memiliki cara pandang bahwa wa kehidupan dunia ini selalu dilihat dari 2 sudut pada duniawi dan ukhrawi begitu juga dalam memenuhi kebutuhan hidup atau bekerja, tidak semata hanya berorientasi pada duniawi saja melainkan harus melihat dari sudut ukhrawi.

 Sebagai seorang muslim maka haruslah mendasari setiap amalan pekerjaan dengan niat yang tulus ikhlas dan dilakukan dengan penuh kesungguhan karena hal tersebut diatur di dalam Alquran dan hadis Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Allah berfirman dalam Quran surat at-taubah ayat 105 yang artinya: Dan katakanlah, Bekerjalah kamu maka Allah akan melihat pekerjaanmu Begitu juga rasulnya dan orang-orang mukmin dan kamu akan dikembalikan kepada yang maha mengetahui yang ghaib dan yang nyata lalu diberitahukannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. Ayat tersebut mendorong untuk senantiasa kiat dan profesional dalam beramal dan bekerja serta bertanggung jawab jujur dan amanah. karena pada ayat tersebut menyebutkan bahwa Allah selalu melihat setiap amal perbuatan dan akan memberikan balasan yang setimpal.

Islam memandang bahwa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup atau memberi nafkah kepada keluarga merupakan amal ibadah Oma yang memiliki konsekuensi pahala di sisi Allah. bahkan diBahkan di dalam sebuah hadits disebutkan bahwa orang yang giat dalam bekerja untuk menafkahi keluarganya akan diberikan ampunan dari Allah subhanahu wa ta'ala.Dari Ibnu Abbas RA berkata saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: barangsiapa yang kelelahan lantaran pekerjaan yang dilakukannya maka ia dapatkan sore hari tersebut dosa-dosanya telah diampuni.H.R.Ath-Thobroni.


2. Ayat al-Qur’an dan Hadits tentang Etos Kerja

1. a.Q.S.an-Nisa : 32


وَلاَ تَتَمَنَّوْاْ مَا فَضَّلَ اللّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُواْ وَلِلنِّسَاء نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُواْ اللّهَ مِن فَضْلِهِ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيماً  


32. Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.


2. Isi Q.S. an-Nisa : 32


Pada ayat diatas mengabarkan Bagaimana semangat sahabat Nabi SAW dalam beramal dan bekerja bahkan ayat ini memiliki Asbabun Nuzul Karena sebab seorang perempuan yang berharap dapat beramal dan bekerja sebagaimana laki-laki seperti berjuang dijalan Allah. di samping Ayat tersebut berisi larangan untuk iri hati terhadap nikmat dan anugerah yang Allah berikan kepada orang lain. pada kalimat Walah Tata manau diriwayatkan dari Ibnu Abi Hatim titik2 Ibnu Abbas RA berkata: janganlah seorang laki-laki berangan-angan Seraya berkata, Seandainya aku memiliki harta benda sebagaimana Si Fulan kemudian Allah melarang hal tersebut. hendaknya Apabila seseorang memiliki harapan, maka dengan dasar keimanan ia memohon sesuatu kepada Allah atas rahmat dan kemurahannya. Karena angan-angan tanpa diiringi dengan keimanan akan membuka pintu setan. hadis nabi yang memperkuat hal tersebut adalah ah dari Abdullah Ibnu Mas'ud berkata: Rasulullah SAW bersabda: memohonlah kalian kepada Allah Ah atas kemurahannya karena sesungguhnya Allah menyukai jika diminta dan sesungguhnya ibadah yang mulia adalah berharap selamat dari kesulitan (al-faraj).H.R.at-Tirmidzi.

Hadis tersebut mengajarkan bahwa apapun kesulitan yang dihadapi janganlah mengeluh sehingga memicu sifat pesimis dan putus asa namun sebaliknya hadis tersebut mengajarkan sifat optimis dengan selalu yakin akan adanya harapan dan pertolongan yang datang dari Allah SWT. Pada Penghujung ayat Innallaha kaana bikulli syai'in ‘aliimaa mengisyaratkan bahwa Yakinlah Allah Maha Mengetahui atas kebaikannya hamba-hambanya. sehingga memunculkan kesan bahwa ketika dalam beramal dan bekerja hendaknya selalu optimis jujur, pantang menyerah bertanggung jawab dan tidak berputus asa karena Allah mengetahui atas segalanya.


c. Hadits tentang Profesionalisme dalam Bekerja


 عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنّ اللَّهَ تَعَالى يُحِبّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ (رواه الطبرني والبيهقي


Dari Aisyah r.a., sesungguhnya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila bekerja, mengerjakannya secara profesional”. (HR. Thabrani, No: 891, Baihaqi, No: 334).


d. Isi Hadits tentang Profesionalisme dalam Bekerja

Dalam hadits ini Rasulullah SAW menjelaskan bahwa wa Islam sangat memperhatikan etos kerja yang sempurna kepada pemeluknya, sehingga mengaitkan pekerjaan atau amalan dengan kecintaan Allah SWT karena tiada tujuan yang paling puncak bagi seorang hamba kecuali