PENGUJIAN PRODUK
Senin,20 April 2020
Pengujian produk atau
pengujian konsep produk merupakan suatu kegiatan yang ada di dalam salah satu
tahap pengembangan produk. Sebelum diproduksi dan di pasarkan, produk baru
lebih dahulu diuji untuk mendapatkan umpan balik dari kelompok konsumen yang menjadi
sasaran. Dengan pengujian konsep produk ini perusahaan akan memperoleh produk
atau merek yang memiliki masa depan.
A.
Arti dan Tujuan Pengujian Produk
Pengujian konsep produk merupakan salah satu
tahap dalam pengembangan produk baru. Sebelum diproduksi dan dipasarkan, produk
baru terlebih dahulu diuji untuk mendapatkan umpan balik dari kelompok konsumen
yang menjadi sasaran. Dengan pengujian konsep produk, perusahaan atau suatu
usaha akan memperoleh produk atau merek yang memiliki masa depan yang baik dan
cerah.
Produk atau konsep produk dapat disajikan
secara simbolik maupun fisik. Konsumen dimintai pendapatannya tentang produk
tersebut dengan atribut dan keterkaitannya. Setiap pengujian produk atau konsep
produk harus mencakup pertanyaan-pertanyaan berikut:
1.
Apakah konsep produk/gambaran produknya jelas dan mudah dimengerti?
2.
Apakah manfaat dari produk tersebut bagi anda?
3.
Apakah anda melihat manfaat khas yang tidak terdapat pada produk lain dari pesaing?
4.
Apakah anda menyukai produk ini dibanding dengan produk lain yang sejenis?
5.
Apakah anda bersedia membeli produk?
6.
Apakah produk ini memenuhi keinginan atau kebutuhan anda?
7.
Perbaikan apakah yang anda usulkan atau kebutuhan anda?
8.
Apakah anda bersedia membeli produk ini meskipun lebih mahal dari produk lain
yang sejenis ?
Dengan melakukan kegiatan pengujian produk,
perusahaan atau suatu usaha akan dapat lebih memperkaya konsep produk dan
memilih produk terbaik yang diminati konsumen. Metode seperti ini bisa
diterapkan dalam berbagai macam produk, baik barang maupun jasa.
Banyak perusahaan atau usaha merasa puas
apabila sudah mendapatkan gagasan atau ide produk dan tidak mematangkan gagasan
tersebut menjadi konsep untuk diuji. Apabila produk tersebut belum diuji maka
produk tersebut akan mengalami kesulitan ketika memasuki pasaran, jadi hal
tersebut bisa dihindari dengan adanya pengujian produk.
Pengembangan konsep merupakan cara yang
efektif dan jika telah dilakukan dengan benar maka anda bisa menyelamatkan
biaya ratusan juta bahkan miliaran rupiah. Anda juga akan terhindar dari
langkah awal yang salah, postioning yang salah, strategi yang buruk, dan
menjual kepada orang yang salah.
Ini bukan sekedar masalah jaminan, tetapi
lebih penting dari itu, sebagai panduan anda untuk melewati seluruh proses
pengembangan, dari mulai konsep awal sampai suksesnya peluncuran produk baru.
Pengujian terhadap konsep (concept testing)
adalah upaya untuk memprediksi keberhasilan sebuah ide mengenai produk baru
sebelum meluncurkan ke pasar.
Proses biasanya melibatkan reaksi orang lain
(konsumen) terhadap pernyataan yang menjelaskan ide dasar dari produk tersebut.
Sebuah pendekatan efektif dalam pengujian
terhadap konsep adalah pengembangan konsep, yaitu penyempurnaan ide-ide baru
secara bertahap ke dalam bentuk yang paling mungkin untuk diterima di pasar.
Hal ini dilakukan tidak hanya dalam kerangka memberikan ide-ide yang
menjanjikan kesempatan untuk bersaing di pasaran, namun juga panduan untuk
berkomunikasi mengenai manfaat, kegunaan, kemasan, iklan, penjualan, informasi
produk, distribusi dan juga harga.
a. Produk unggulan
tidaklah cukup.
Orang hanya bersedia
berpindah ke produk baru ketika melihat adanya keuntungan yang signifikan.
Dalam berbagai pengalaman, biasanya lebih dari 30-50%. Orang harus mempercayai
bahwa produk baru tersebut lebih berharga dari pada uang, waktu dan kenyamanan
yang dimiliki saat ini. Anda harus meyakinkan orang bahwa pada akhirnya
mereka akan melakukan perbaikan besar atas apa yang dimiliki sekarang, perlu
perubahan dari apa yang telah mereka miliki, ada cara yang relatif sederhana
untuk membuktikan keunggulannya, bahwa ia akan menepati janjinya, ditambah
berbagai isu-isu lainnya. Perbaikan yang setengah-setengah jarang berhasil
untuk menggantikan pemimpin besar.
b. Bukan apa yang
anda ketahui, tetapi apa yang orang pikirkan tentang produk anda.
Produk yang paling
sederhana pun akan dirasakan berbeda oleh orang yang berbeda. Hal ini dapat
dilihat dari berbagai perspektif, yang digunakan untuk berbagai tujuan, dalam
konteks yang berbeda, dengan harapan yang berbeda pula. Jadi anda tidak
bisa mengembangkan produk hanya di atas kertas, karena produk itu ada di dunia
nyata, tetapi dalam realitas psikologis, yaitu dunia seperti yang dirasakan
oleh orang-orang, seperti yang disaring melalui keyakinan dan emosi mereka.
Anda harus menggerakan orang, bukan produk.
c. Bangunlah
Laboratorium pemasaran Anda.
Laboratorium yang
dimaksud adalah tempat yang paling efektif untuk mencoba produk baru. Belum ada
laboratorium yang lebih baik untuk menguji produk baru dibanding dengan diskusi
kelompok terarah (focus group discussion). Dalam diskusi kelompok
tersebut, orang-orang akan termotivasi untuk berkomunikasi, dan seorang
moderator yang berpengalaman dapat menyimpulkan apa yang ada dalam pikiran dan
hati mereka. Di sana, semua yang dikatakan itu penting, juga sama
pentingnya dengan bagaimana mereka mengatakan itu, apa yang ada di balik
perkataan mereka, dan termasuk juga apa yang tidak mereka katakan.
B.
Tahapan Pengujian Produk
Konsep pengujian merupakan proses atau usaha
yang diprediksi menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif untuk menghitung
respon pelanggan pada produk baru sebelum diperkenalkan di pasar. Pengujian
konsep membantu kita menguji keberhasilan produk baru.
Tahapan pengujian produk sebelum kita
menawarkan di pasaran secara umum, meliputi:
·
Membuat prototype produk terlebih dahulu.
·
Evaluasi prototype.
·
Lalu memberikan tester kepada pasar.
·
Evaluasi tester dan pasar.
·
Membuat rencana lanjutan setelah evaluasi.
·
Produksi massal.
·
Evaluasi produksi massal.
Pada proses selanjutnya, konsep produk yang
telah dianalisa berbagai kemungkinannya secara teoritis dan ternyata dapat
diterima, maka konsep tersebut dikembangkan menjadi produk secara fisik oleh
Departemen Litbang.
Dalam hal ini, ada tiga langkah yang perlu
dilakukan, diantaranya:
·
Pembuatan Model dengan 3 persyaratan : Harus dipandang oleh
konsumen sebagai suatu perwujudan atribut-atribut pokok seperti produk
sebelumnya, Harus dapat bekerja dengan aman dalam keadaan dan penggunaan yang
normal, Bisa dilaksanakan oleh pabrik sesuai dengan anggaran yang
tersedia.
·
Pengujian Fungsional: Untuk mengetahui apakah produk tersebut
berfungsi dengan baik dan aman bagi konsumen.
·
Pengujian Konsumen: Melibatkan konsumen untuk menilai dan
mengetahui bagaimana tanggapan konsumen.
Setelah melewati tiga tahap dalam proses
pengembangan produk, langkah selanjutnya adalah pengujian pasar. Pengujian
pasar ini merupakan proses di mana produk dan program pemasaran masuk ke dalam
kondisi yang lebih nyata.
Pengujian pasar ini dilakukan untuk memperoleh
pengalaman dengan pemasran produk. Tujuan dasar dari pengujian pasar adalah
menguji produk itu sendiri, di dalam situasi yang sebenarnya. Hasil-hasil
pengujian pasar dapat dipakai untuk membuat perakitan penjualan dan laba yang
lebih baik.
1. Manfaat Pengujian Pasar
Pengujian pasar
mempunyai beberapa manfaat, diantaranya:
·
Untuk membuat prediksi penjualan masa datang yang lebih di
percaya.
·
Pengujian awal terhadap berbagai alternative rencana pemasaran.
·
Perusahaan akan menentukan sumber kegagalan produk yang luput
dari perhatian pada tahap pembuatan produk.
Pengujian pasar menjanjikan informasi yang
memadai untuk memutuskan jadi atau tidak meluncurkan produk baru. Jika
perusahaan melanjutkan dengan komersialisasi, maka akan membutuhkan biaya yang
sangat besar. Adapun keputusan yang perlu dipertimbangkan secara matang dalam
menentukan tahap komersialisasi, meliputi kapan memperhatikannya, ke mana saja
wilayah pemasarannya, kepada siapa, dan bagaimana caranya.
2. Tahapan Proses Pengujian Produk Baru
Pengujian produk baru bertujuan memberikan
penilaian yang lebih rinci tentang peluang sukses produk baru, mengidentifikasi
berbagai penyesuaian akhir yang diperlukan untuk produk, dan menetapkan
berbagai elemen penting dalam program pemasaran yang akan dipakai untuk
memperkenalkan produk di pasar. Secara umum, ada 4 (empat) kegiatan dalam
pengujian produk baru, yaitu sebagai:
a. Technical Testing
(Pengujian Teknis)
Yaitu dengan cara
membuat prototype yang merupakan approximation (perkiraan) produk akhir.
Pengujian atas kinerja produk prototype dapat menghasilkan sejumlah informasi
penting tentang product shelf life (usia panjang produk), tingkat
keusangan produk masalah yang timbul dari pemakaian atau konsumsi yang tidak
seharusnya, potensi kerusakan yang memerlukan penggantian dan jadwal
pemeliharaan yang tepat.
Masing-masing dari jenis informasi tersebut
mempunyai dampak biaya terhadap pemasaran produk. Contohnya, estimasi usia
pajang produk bisa berpengaruh terhadap frekuensi dan biaya pengiriman.
Lalu kemungkinan adanya masalah penggunaan yang signifikan dapat mengakibatkan
perlunya tambahan informasi labeling, periklanan dan sebagainya.
b. Pengujian Preference
and Satisfaction Testing (Preferensi dan Kepuasan)
Dipakai untuk
menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran serta
membuat tafsiran penjualan awal produk baru. Secara umum ada utama yang
dibutuhkan dalam tipe pengujian ini, yaitu konsumen menggunakan sebuah produk
selama jangka waktu tertentu, kemudian mereka diminta untuk menjawab beberapa
pertanyaan yang berhubungan dengan preferensi serta kepuasan. Selanjutnya
meleksanakan “blind test” yang sedemikian rupa sehingga konsumen dapat
membandingkan berbagai macam alternatif produk tanpa mengetahui nama merek atau
produsennya. Pada dasarnya, pengujian preferensi dan kepuasan akan memberikan
sejumlah manfaat pokok, yaitu sebagai berikut:
·
Uji Preferensi Aktual dan Uji Teknis bisa memberikan dasar klaim
yang obyektif untuk keperluan promosi, terlebih apabila perusahaan ingin
menyajikan superioritas dalam hal persepsi konsumen atas keunggulan spesifik
pada produk perusahaan dari pada pesaing.
·
Estimasi tingkat pembelian ulang sangat penting untuk
memperkirakan pangsa pasar jangka panjang. Oleh karena itu hasil yang kurang
bagus pada uji ini dapat berakibat pada pembatalan peluncuran produk
maupun perancangan ulang produk baru.
·
Meskipun penerimaan pasar atas produk baru ditentukan oleh semua
elemen program pemasaran, tetapi berbagai kasus menunjukkan bahwa skor yang
tinggi dalam dimensi kinerja produk menggambarkan bahwa ide produk yang
bersangkutan sebaiknya dilanjutkan pada tahap pengembangan produk baru
selanjutnya.
·
Uji Preverensi pada umumnya dapat memberikan sinyal awal terbaik
terhadap kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk.
c. Simulated Test
Markets (Pengujian Pasar Simulasi)
Yaitu Prosedur Riset
Pemasaran dibuat untuk memberikan gambaran yang murah dan cepat tentang pangsa
pasar yang bisa diharapkan dari produk baru. Beberapa model yang dapat dipakai
antara lain BASES, DESIGNOR, ASSESSOR, DAN LITMUS.
d. Test Markets (
Pengujian Pasar )
Yaitu perusahaan
akan menawarkan sebuah produk untuk dijual diwilayah pasar terbatas yang sebisa
mungkin dapat mewakili keseluruhan pasar dimana produk itu nantinya akan
dijual.
Metode Pokok Untuk Menguji Pasar Produk
Konsumen, adalah sebagai berikut:
1. Sales Wave Research
Dalam metode tersebut
diatas, konsumen yang pada awalnya mencoba sebuah produk secara gratis
ditawarkan lagi produk tersebut atau produk pesaing, dengan harga lebih murah.
2. Simulated Test Marketing
Metode ini
memerlukan 30 sampai 40 pembeli yang qualified di pusat pertokoan ataupun
tempat-tempat lainnya. Perusahaan akan menanyakan beberapa hal kepada mereka,
berhubungan dengan awarenes dan preferensi mereka terhadap berbagai merek pada
jenis produk tertentu.
Mereka bisa saja diundang
untuk menyaksikan iklan singkat, termasuk didalamnya yang sudah terkenanl
ataupun yang masih baru. Lalu dalam penayangan iklan tersebut disisipkan iklan
produk baru. Konsumen akan diberi sejumlah uang, lalu diminta untuk diminta
untuk datang ke sebuah toko khusus di mana mereka bisa membelanjakan uang yang
sudah diberikan tersebut sesuai kebutuhan.
3. Controlled Test Marketing
Metode ini memungkinkan
perusahaan menguji pengaruh faktor dalam toko dan iklan terbatas pada perilaku
pembelian konsumen tanpa harus melibatkan konsumen itu sendiri secara langsung.
4. Test Market
Uji pasar adalah cara
utama dalam menguji sebuah produk baru dalam situasi sama yang nantinya akan
dihadapi dalam peluncuran produk yang bersangkutan. Perusahaan umumnya akan
bekerjasama dengan perusahaan riset dalam menentukan kota dimana perusahaan
nantinya akan mencoba membujuk para distributor agar bersedia menjual
perusahaan. Biaya yang nantinya dibutuhkan bergantung pada jumlah kota, lama
pengujian, serta jumlah data yang diinginkan perusahaan.
C. Metode Pengajuan Produk
Seringkali orang melupakan bahwa ide tidak
sama dengan produk. Hal ini memang mudah dipahami, namun tidak mudah untuk
menanamkan dalam pikiran, terutama bagi orang-orang yang terlibat dengan
produk. Anda tidak bisa hanya menyajikan deskripsi (ide) dari suatu produk dan
mengharapkan orang untuk bereaksi secara realistis. Apalagi jika deskripsi
disajikan tanpa unsur persuasi yang terkait.
Jangan dulu mempercayai bahwa produk baru yang
unggul akan terjual dengan sendirinya. Anda harus melihat produk dari sudut
pandang pelanggan. Kebanyakan orang akan skeptis dengan produk baru, oleh
karenanya Anda memerlukan cara baru dalam mengenalkannya pada pelanggan.
Konsep pengujian merupakan proses yang
menganalisa prosedur statistik membentuk ulang dan mengubah ide-ide mengenai
ide dasar untuk produk. Sebelum produk diperkenalkan di pasar, hal itu akan
menguji keberhasilan produk. Hal ini membantu mengembangkan titik yang
menyatakan kualitas produk, posisi dan khalayak yang ditargetkan.
Studi mengenai reaksi terhadap produk membantu
kita mencakup banyak hal seperti suka, alasan untuk membeli dan banyak
hal lagi. Hal ini memfasilitasi konsumen untuk mengevaluasi dan mereka juga
dapat memberikan masukan mereka selama proses pengembangan. Pengujian konsep
ini juga dikenal sebagai alat manajemen untuk mengukur keberhasilan.
Pengujian terhadap konsep (concept testing)
adalah upaya memprediksi keberhasilan sebuah ide mengenai produk baru sebelum
meluncurkan ke pasar. Proses ini biasanya melibatkan reaksi orang lain (konsumen)
terhadap pernyataan yang menjelaskan ide dasar dari produk tersebut.
Melalui uji pasar akan didapatkan beberapa
manfaat, seperti memberikan prediksi yang dapat diandalkan tentang penjualan di
masa yang akan datang, pengujian awal terhadap rencana pemasaran, mengetahui
kekurangan produk, mendapat gambaran berbagai masalah potensial dalam jaringan
distribusi, serta mendapat pemahaman lebih baik mengenai berbagai segmen pasar.
Sementara, produk bisnis juga mendapatkan
manfaat dari uji pasar, dimana pengujiannya bervariasi bergantung dari jenis
barangnya. Barang industri yang mahal memakai tekhnologi baru, pada umumnya
menjalani pengujian ALPHA dan BETA.
Pengujian ALPHA ialah pengujian produk dengan
tujuan mengukur serta meningkatkan kinerja, rancangan, keandalan, dan biaya
operasi produk. Apabila hasil pengujian ALPHA baik, perusahaan akan melanjutkan
dengan melakukan pengujian BETA, yaitu mengundang konsumen potensial agar dapat
melaksanakan pengujian secara rahasia di tempat mereka sendiri.
Sebuah pendekatan yang lebih efektif dalam
pengujian terhadap konsep adalah pengembangan konsep, yaitu penyempurnaan
ide-ide baru secara bertahap ke dalam bentuk yang paling mungkin untuk diterima
di pasar. Hal ini dilakukan tidak hanya dalam kerangka memberikan ide-ide yang
menjanjikan kesempatan untuk bersaing di pasaran, namun juga panduan untuk
berkomunikasi mengenai manfaat, kegunaan, kemasan, iklan, penjualan, informasi
produk, distribusi dan juga harga.
Secara umum terdapat 2 metode dalam melakukan
pengujian sebuah produk yaitu :
1.
Meminta Konsumen menggunakan sebuah produk selama jangka waktu
tertentu, kemudian meminta mereka menjawab beberapa pertanyaan terkait
deskripsi produk serta kepuasan mereka.
2.
Melaksanakan Blind Test, yaitu dengan cara konsumen
membandingkan sedemikian rupa berbagai
3.
4.
5.
macam merek dan alternatifnya tanpa mengetahui merek atau
produsennya.
Metode uji pasar lainnya ialah memperkenalkan
produk bisnis baru dalam pameran dagang. Produk baru industrial dapat diuji di
tempat pajangan distributor atau dealer. Cara lain yang bisa ditempuh ialah uji
pemasaran, dimana perusahaan membuat pasokan produk dengan jumlah terbatas dan
diserahkan pada wiraniaga untuk dijual di daerah geografis yang terbatas dengan
dukungan katalog, promosi dan sebagainya.
Melalui cara demikian, manajemen akan dapat
mempelajari apa saja yang mungkin terjadi dalam pemasaran dengan skala penuh
serta memberikan informasi yang lebih lengkap dalam memutuskan komersialisasi
produk yang bersangkutan.
Berdasarkan kajian terhadap produk sukses
ditemukan 15 kunci kesuksesan pengembangan produk baru, yaitu :
1.
Produk yang unggul dan unik
2.
Produk yang berorientasi pasar
3.
Produk berorientasi internasional
4.
Melaksanakan tahap pra pengembangan
5.
Memiliki konsep produk yang jelas, tajam dan mendahului pesaing
6.
Peluncuran produk yang terencana dan terlaksana dengan baik
7.
Struktur organisasi proyek pengembangan produk baru yang tepat
8.
Dukungan oleh para pemimpin puncak
9.
Mendayagunakan kompetensi inti dan kapabilitas perusahaan
10.
Memilih pasar yang menarik (memiliki potensi profitabilitas
tinggi)
11.
Fokus pada proyek yang unggul
12.
Pelaksanaan proyek dikendalikan dengan baik
13.
Kecukupan sumberdaya
14.
Kecepatan pengembangan produk baru
15.
Menggunakan sistem pengembangan proyek baru dengan disiplin
Pengembangan produk baru bukan suatu proses
Trial and Error, tetapi suatu suatu proses yang harus dikelola dengan baik, dan
didukung oleh riset yang mumpuni. Tentunya proses ini juga memerlukan dukungan
dan komitmen dari para pemimpin puncak serta ketersediaan sumberdaya.
Mungkin anda masih ingat mengenai produk TARA
NASIKU keluaran Unilever? Merek ini merupakan salah satu yang gagal di pasaran.
Mengapa? TARA NASIKU kurang bisa diterima oleh pasar. Kualitas yang tidak
sejalan dengan gencarnya promosi ditengarai menjadi salah satu sumber
kekecewaan konsumen. Kemudian setelahnya, ada juga produk nasi instant dari
GARUDAFOOD . Sukseskah? Yang jelas produk tersebut sulit ditemui. Kedua produk
tersebut disebut-sebut sebagai produk yang gagal di pasaran.
Tahukah anda bahwa tingkat kegagalan produk
baru mencapai 99% Oleh karena itu, sebenarnya terdapat banyak resiko dalam
sebuah pengembangan dan pengajuan produk baru, di antaranya:
a. Risiko R
& D
Risiko R & D
adalah resiko dimana produk yang sudah dikembangkan ditolak atau tidak
disetujui oleh pihak yang berwenang . Biasanya resiko ini banyak dihadapi oleh
perusahaan farmasi yang mengembangkan obat-obatan dan perusahaan
makanan/minuman.
b. Risiko
Pemasaran
Risiko
pemasaran, yaitu bahwa produk yang tersebut gagal di pasaran . hal ini terjadi
karena kurang adanya pemahaman yang mendalam mengenai pasar yang menjadi
sasaran.
Kemudian bagaimana cara meminimalisasi risiko
dari kegagalan produk baru?
Caranya adalah dengan memanfaatkan riset
pemasaran . Dibalik kesuksesan suatu produk terdapat pemahaman yang baik
mengenai keinginan dan kebutuhan konsumen, serta pemahaman mengenai bagaimana
produk anda dapat mememnuhi kebutuhan tersebut dengan baik.
Langkah-langkah dalam meminimalisasi risiko kegagalan produk
adalah sebagai berikut :
1.
Market Understanding (pemahaman pasar ), misalnya dengan riset kualitatif, pengkategorian dan segmentasi
untuk mengetahui peta perasaingan dalam industri tersebut, alasan mengapa
konsumen membeli produk tertentu, bagaimana mereka menggunakan suatu produk dan
kebutuhan mana yang belum terpenuhi. Metode riset yang dilakukan antara lain
Focus Group Discussion, In-depth Interview, dan kunjungan langsung yang dapat
membantu anda untuk memperoleh informasi ini. Riset Kualitatif akan membantu
Anda dalam : Mengetahui pendapat/perasaan konsumen mengenai suatu produk,
pekerjaan dan gaya hidup, Memperoleh insigt mengenai konsumen yang tidak
didapatkan sebelumnya, Memperoleh manfaat dari kreativitas konsumen.
2.
Ketika melakukan pendekatan Category Assesment Research, Anda
meneliti perilaku konsumen terhadap produk dan penggunaan produk dalam
suatu kategori, bagaimana konsumen mengevaluasi merek berdasarkan atribut
produk, apa yang mendorong konsumen untuk melakukan pembelian, serta mengidentifikasi
kebutuhan konsumen dan pemenuhan kebutuhan mereka.
3.
Kemudian segmentasi akan membantu dalam mengidentifikasi target
pasar. Beberapa segmen memang menawarkan potensial laba yang lebih besar
dibandingkan yang lainnya . Segmentasi juga
4.
5.
6.
membantu dalam membuat positioning produk yang tepat.
Sehingga, melalui pemahaman pasar yang baik yang diperoleh
melalui riset kualitatif, category assessment dan kebutuhan
konsumen yang belum terpenuhi dapat meminimalisasi risiko pemasaran.
TUGAS BAB 7
1.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengujian produk !
2.
Mengapa kita perlu melakukan pengujian produk ?
3.
Bagaimanakah tahapan/proses pengujian produk sebelum produk
tersebut di produksi secara masal ?
4.
Apa manfaat pengujian produk bagi konsumen ?
5.
Dalam pengujian produk akan ditemukan bahwa produk tersebut
merupakan produk yang unggul, unik dan berorientasi pasar, menurut anda
bagaimanakah produk tersebut dapat dikatakan sebagai produk yang unggul, unik
dan berorientasi pasar ?
6.
Produk baru yang dibuat bisa saja tidak diterima oleh konsumen,
jika demikian maka apa yang harus anda lakukan agar produk yang anda buat dapat
diterima oleh konsumen ?
7.
jelaskan secara singkat bagaimana cara meminimalisasi resiko
kegagalan produk !
8.
Carilah 1 produk yang menurut kalian tidak mampu bertahan lama
atau gagal di pasaran, lalu analisis dengan sistematika : a. nama produk, b.
fungsi dan kegunaan, c. siapa konsumenya, d. alasan kegagalan, e. solusi
mengatasi kegagalan !
a.
Note : Kerjakan dengan sungguh-sungguh, kerjakan soal tersebut
di selembar kertas dan kirimkan jawaban ke e-mail : mafutsanidasum72@gmail.com