Tuesday, November 10, 2020

Pengaruh Kebijakan Belanda terhadap Pendidikan Islam

 B. Pengaruh Kebijakan Belanda Terhadap Pendidikan Islam

Tiga setengah abad Belanda menjajah Indonesia dan berbagai macam bentuk kebijakan dan pendekatan telah dilakukan oleh Belanda di wilayah jajahannya,yang umumnya kebijakan mereka merugikan masyarakat secara umum.Menjelang dan awal abad XX ada beberapa kebijakan Belanda di Indonesia yang secara signifikan berpengaruh terhadap pendidikan Islam yaitu :

1. Politik Etis

Politik Etis maksudnya adalah politik balas budi, politik ini diberlakukan pada tahun 1901, politik ini adalah system yang diberlakukan Belanda untuk membagun negara jajahannya, cikal bakal politik etis berdasarkan pidato kenegaraan yang disampaikan oleh ratu Belanda Wilhelmina menjelang ahir tahun 1901,diantara pokok-pokok pikirannya: arah baru yang ditempuh oleh politik penjajahan.

Secara konsep politik etis sangat baik karena ada keberpihakan kepada kaum pribumi. Namun dalam pelaksanaannya colonial Belanda bekerja sama dengan kolompok liberal (pemegang saham),tetap mengeksplotir daerah jajahannyauntuk kepentingan ekonominya.Dalam menjalankan politik etis Belanda menerapkan trilogy program yaitu meliputi : edukasi (pendidikan),irigasi (pengairan) dan transmigrasi (perpindahan penduduk dari daerah padat ke daerah perkebunan jawa).

Kepentingan dan ertimbangan politik lebih mereka utamakan, sedikit banyaknya memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang menyangkut kelanjutan politik kolonialis mereka.Diantara pertimbangan itu adalah untuk memilih system pendidikan yang dapat memenuhi tuntutan moral politik etis, tapi juga dapat memenuhi kepentingan politik jajahannya,dan berusaha bertanggung jawab untuk mendidik dan mencerdaskan rakyat yang mayoritas muslimdan disamping itu juga berusaha meredam kekuatan yang mungkin timbul dari pengaruh fanatisme keagamaan mereka.

Meskipun sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah belum mencukupi kebutuhan pendidikan untuk masyarakat, tapi sekolah-sekolah itu ikut membawa perubahan dalam bidang pendidikan di Indonesia.Sekolah-sekolah system barat(Belanda)tersebut mendorong timbulnya pemkiran baru bagi pengelola pendidikan Islamdi tanah air.Sistem pendidikan pesantren mulai mendapat sorotan karena dinilai kolot,serta sudah tidak mampu memenuhi tuntunan dan kebutuhan zaman.Sebaliknya para penyelenggara pondok pesantren merasa, rasa menutup diri terhadap dunia luar erat kaitannya berusaha mempertahankan kemurnian agama dari unsur pengaruh budaya Barat yang modern.

Sebaliknya ada pula yang berpendirian bahwa kaum muslimin harus menemukan sumber kekuatan barat dan memilikinya.Usaha ini dilakukan dengan cara mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologibarat untuk memperkuat masyarakat Islam.Kedua pendapat tersebut menurut Edward Montimer merupakan kunci pemikiran pemuka-pemuka Islam ketika itu.Kalangan pembaru ini selanjutnya berpendapat, bahwa factor yang menyebabkan keterbelakangannya umat Islam terletak pada kelemahan system pendidikan Islam yang ada.Untuk itu mereka mengadakan pembaharuan dibidang pendidikan dengan menyelenggarakan system madrasah,sebagai hasil integrase antara system pendidikan barat dengan system pendidikan pesantren.

Di Indonesia usaha dan gerakan pembaharu itu dalam bidang pendidikan dimulai pada pertengahan abad ke 20, seperti yang dilakukan oleh kaum muda Minangkabau,Jami’at Khoir,Muhammadiyah,al-Irsyad,Persyarikatan Ulama,Persis dan lainnya.Sebagai dampak sampingan dari pembaruan itu pendidikan Islam di Indonesia mengalami perubahan diberbagai aspek,seperti system, kelembagaan, administrasi, enyelenggara, maupun tamatan institusi pendidikan itu sendiri.


No comments:

Post a Comment