A.
Amal Ibadah di Usia Lanjut
Dimasa
tua yang harus dilakukan adalah memperbanyak beribadah,mendekatkan diri kepada
Alloh dan bertaubat serta gemar berinfaq dan shodaqoh.
Amalan
amalan yang telah dilaksanakan baik ibadah mahdloh(hamba dengan Alloh)maupun
ubadah ghoiru mahdloh(hamba dengan hamba) harus senantiasa dipupuk sedini
mungkin agar perjalanan hidup manusia syarat dengan kebaikan kebaikan menuju
husnul khothimah.
Pertanyaannya adalah sudah siapkah kita
menghadapi masa tua?
Amalan
dalam berbagai bentuk sebagai berikut:
1.
Memperbanyak Doa
Dalam hadits yang
diriwayatkan Bukhori dan Muslim dari Aisyah ra.Rosululloh SAW bersabda bahwa
sebelum meninggal dunia memerbanyak membaca “ Subhanakallohumma Robbana wa
bihamdikallohummaghfirlii” di dalam ruku’ dan sujudnya,untuk memenuhi perintah
Al-qur’an.
Selalu dzikir pagi dan
sore yang telah diajarkan Rosululloh SAW.
DOA WAKTU PAGI
اَللَّهُمَّ بِكَ
أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ
النُّشُوْرُ
Allahumma bika ash-bahnaa wa bika amsaynaa wa bika nahyaa wa
bika namuutu wa ilaikan nusyuur.
Artinya:
“Ya
Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan
rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang. Dengan rahmat dan
pertolongan-Mu kami hidup dan dengan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu
kebangkitan (bagi semua makhluk).
HR.
Tirmidzi no. 3391 dan Abu Daud no. 5068. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa
sanad hadits ini shahih.
DOA WAKTU AGI
اللَّهُمَّ بِكَ
أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا،وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوتُ، وَإِلَيْكَ
الْمَصِيْرُ
Allahumma bika amsaynaa wa bika ash-bahnaa wa bika nahyaa wa
bika namuutu wa ilaikal mashiir.
Artinya:
“Ya
Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang, dan dengan
rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi. Dengan rahmat dan
pertolonganMu kami hidup dan dengan kehendakMu kami mati. Dan kepada-Mu tempat
kembali (bagi semua makhluk).
HR. Tirmidzi no. 3391 dan Abu Daud no. 5068.
Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.
2.
Menggunakan Waktu Dengan Baik
Apabila manusia menggunakan
waktu sebaik mungkin untuk melakukan kebaikan yang diridloi Alloh SWT,niscaya
dia akan menjadi orang yang beruntung.Karena waktu tidak dapat berputar kembali
seperti sebelumnya,maka jangan sampai kesempatan itu digunakan untuk berbuat
negative dan maksiat.Alloh mengingatkan kita dalam surat Al-‘Ashr : 1-3.
وَالْعَصْر
1. Demi masa.
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
2.Sesungguhnya manusia
itu benar-benar dalam kerugian,
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
3. kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”
(HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di
dalam Shahihul Jami’ no:3289).
Dalam
hadis disebutkan:
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رضي الله عنه أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ «مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ» رواه
الترمذى وأحمد
Dari
Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu, bahawa ada seorang Arab Badui berkata
kepada Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam: “Wahai Rasulullah, siapakah
sebaik-baik manusia?” baginda menjawab: “Orang yang paling panjang umurnya dan
baik amalannya” (Hadis Sahih Riwayat At Tirmidzi, Ahmad, (Shahih Targhib wat
Tarhib no. 3363)
3.
Selalu Beramal Kebaikan.
Dalam melakukan amal kebaikan terdapat
beberapa prinsip yang menjadikan dasar dan menentukan diterima atau ditolaknya
suatu amalan yaitu sesuai perintah Alloh,iman dan ikhlas.
Dari
’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam bersabda,
أَحَبُّ
الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
”Amalan
yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu
sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan
keras untuk merutinkannya.
4.
Memperbanyak Menbaca Al-Qur’an
Dimasa lanjut usia perlu
diusahakan untuk banyak membaca Al-Qur’anuntuk memperoleh pahala.
عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ
مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- «
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ
بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ
حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu
‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan
dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya
dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan
tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi
dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)
https://muslim.or.id/8669-keutamaan-membaca-al-quran.html
https://muslim.or.id/8669-keutamaan-membaca-al-quran.html
Keutamaan membaca Al-Qur’an :
1.
Al-Qur’an memberi syafa’at kepada ahlinya di akhirat.
2.
Dapat menentramkan hati.
3.
Dapat menyembuhkan penyakit.
4.
Pembaca Al-Qur’an dikaruniai cahaya oleh Alloh SWT dan
dipelihara dari kegelapan.
5.
Pembaca Al-Qur’an mendapat kedudukan yang tinggi di
surga.
6.
Membaca satu huruf Al-Qur’an akan mendapat sepuluh
kebaikan.
7.
Orang yang mahir membaca akan bersama malaikat,dan yang
terbata bata akan mendapat dua pahala.
5.
Berakhlaqul Karimah
Berakhlakul karimah
(akhlak mulia) merupakan cara bersikap,bertutur kata,dan bertindak sesuai
ajaran Islam.Orang semakin lanjut usia semakin baik,ibarat padi semakin berisi
semakin merunduk.Demikian pula seorang semakin tua semakin berisi amal
sholih,sehingga semakin tawadhu (merendahkan diri),ingat dan mendekatkan diri
kepada Alloh SWT.
6.
Membaca Syayyidul Istighfar Pagi dan
Petang
Melafadhkan sayidul istighfar sangat
dianjurkan bagi setiap muslim sehingga akan dihapus dosa dosanya.
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ،
خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا
اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ
عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ
الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
Allahumma
anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala
‘ahdika wa wa’dika mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u
laka bi ni’matika ‘alayya wa abu-u bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa
yagh-firudz dzunuuba illa anta.
Artinya:
“Ya Allah, Engkau adalah
Rabbku, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang
menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku pada-Mu
(yaitu aku akan mentauhidkan-Mu) semampuku dan aku yakin akan janji-Mu (berupa
surga untukku). Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku
mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah
aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”
HR. Bukhari no. 6306
7.
Membaca Sholawat Nabi
Aanjuran selanjutnya
adalah banyak membaca sholawat nabi,sehingga kita sebagai umatnya dimintakan
syafaat kepada Alloh SWT.
Di antara bentuk shalawat yang diajarkan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah :
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى (إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى) آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اللَّهُمَّ بَارِكْ (فِي رِوَايَةٍ: وَ بَارِكْ) عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى (إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى) آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ
حَمِيدٌ مَجِيدٌ
(Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali
Muhammad, kamaa shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala aali Ibrahim, innaKa Hamidum
Majid. Allahumma barik (dalam satu riwayat, wa barik, tanpa Allahumma) ‘ala Muhammad
wa ‘ala ali Muhammad, kama barakta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaKa
Hamiidum Majid).
Ya, Allah. Berilah (yakni, tambahkanlah)
shalawat (sanjungan) kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana
Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim,
sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya, Allah. Berilah berkah
(tambahan kebaikan) kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana
Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim,
sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia.
[HR
Bukhari, Muslim, dan lainnya. Lihat Shifat Shalat Nabi, hlm. 165-166, karya Al
Albani, Maktabah Al Ma’arif].
Dan termasuk shalawat yang disyari’atkan,
yaitu shalawat yang biasa diucapkan dan ditulis oleh Salafush Shalih.
Referensi: https://almanhaj.or.id/3275-bagaimana-cara-shalawat-yang-sesuai-sunnah-dan-bolehkah-shalawat-diiringi-dengan-rebana.html
Referensi: https://almanhaj.or.id/3275-bagaimana-cara-shalawat-yang-sesuai-sunnah-dan-bolehkah-shalawat-diiringi-dengan-rebana.html
No comments:
Post a Comment