Sunday, April 9, 2023

 

BAB 4

PERKEMBANGAN ISLAM INDONESIA PADA MASA KEMERDEKAAN

A.     Peran Umat Islam Dalam Mencapai Kemerdekaan

     Kemerdekaan bangsa Indonesia tidak lepas dari peran umat Islam yang ada di Indonesia.Masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islamsecara tidak langsung menyatakan bahwa agama Islam melalui perjuangan para pemeluknya menjadi factor khusus tercapainya kemerdekaan.

     Peran umat Islam dalam mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia tidak terjadi dalam satu gerakan,satu waktu dan satu komando,namun banyak kelompok-kelomok atau perkumpulan yang didirikan oleh para tokoh.Namun tidak sepertibayangan kita bahwa semakin banysk perkumpulan maka semakin banyak kekuatandan mempercepat kemerdekaan,akan tetapi tidak sedikit malah menjadi factor perpecahan.Sehingga Soekarno memiliki ide untuk membuat sebah terobosan dengan menerapkan demokrasi terpimpin dengan menyiapkan Persatuan Indonesia (yang dikenal dengan NASAKOM) :Nasionalisme,Agama dan Komunisme.Akan tetapi rencana tersebut tidak bias berjalan dengan maksimal setelah komunis melakukan kudeta pada tahun 1965.

     Dibawah ini merupakan beberapa peranan atau gerakan umat Islam pada masa perang kemerdekaan.

1.  Sarekat Islam

        Sarekat Islam adalah satu satunya gerakan Islam yang tegas menjurus kea rah perjuangan politik.Mula-mula Sarekat Islam berasal dari Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan pada tanggal 16 Oktober 1905 M oleh Haji Samanhudi di Solo.Perkumpulan ini berdiri dengan maksud untuk meningkatkan taraf hidup umat Islam terutama dalam dunia perniagaan.Sejak tahun 1912 M,dibawah pimpinan Haji Umar Said Cokroaminoto,Sarekat Islam berubah menjadi gerakan politik yang bersifat keagamaan dan kerakyatan.

        Haji Oemar Said Cokroaminoto yang dalam waktu singkat dapat menghimpun dua setengah juta manusia yang siap untuk mendukung cita-cita kemerdekaan.Berkat didikan H.O.S Cokroaminoto timbul kesadaran berpolitik,bersatu dan bernegara.Bungk Karno presiden pertama mengakui kebesaran H.O.S.Cokroaminoto.Bahkan beliau adalah guru bung Karno dalam arti yang sesungguhnya.Oleh karena itu tidaklah aneh jika kemudian Sarekat Islam menjadi pelopor utama berdirinya gerakan Nasional.Dengan demikian awal perjuangan nasional bangsa Indonesia pada hakekatnya merupakan perjuangan umat Islam karena Sarekat Islamlah yang kali pertama mengobarkan semangat kebangsaan yang meliputi seluruh tanah air.Semangat nasional dikobarkan melalui konggres nasional pertama bernama National Indische Conggres (NATICO).

        Dalam konggres nasionalnya yang kedua pada tahun berikutnya,Sarekat Islam menuntut agar rakyat Indonesia mendapatkan pemerintahan sendiri.Hal tersebut membuat pemerintahan Belanda menjadi ketakutan,sehingga Sarekat Islam mendapat pengawasan yang sangat ketat.Cabang Sarekat Islam semakin meluas di seluruh penjuru tanah air,dan anggotanya mencapai 2.250.000 orang.Ajaran Islam tentang sosialisme benar-benar dipraktikkan oleh Sarekat Islam.

        Sekitar tahun 1920 M, beberapa tokoh komunis berhasil menyusup ke dalam Sarekat Islam seperti Semaun, Alimin,dan Darsono yang berusaha membelokkan Sarekat Islam.Mereka berusaha mengubah Sarekat Islam menjadi Sarekat Internasional.

        Pada tahun 1924 M,Sarekat Islam memutuskan untuk menjalankan politik hijrah, yakni tidak mau lagi bekerjasama dengan Belanda (Nonkooperasi) sehingga Sarekat Islam tidak lagi mengirimkan ke Volksraad.Sejak itu Partai Sarekat Islam dianggap oleh pemerintah colonial sebagai partai yang amat berbahaya.Pada tahun 1931 M, Partai Sarekat Islam berubah namanya menjadi PSII ( Partai Serikat Islam Indonesia).

2.  Jam’iyatul Khair

        Perkumpulan Jam’iyatul Khair yang didirikan pada tahun 1905 M di Jakarta merupakan pergerakan Islam yang kali pertama di pulau Jawa.Jam’iyatul Khair berperan dalam pembaruan dan pemurnian agama Islam di beberapa tempat di Indonesia yang satu sama lainnya memiliki sifat yang berbeda-beda.Akan tetapi secara keseluruhan mereka mempunyai tujuan yang sama yaitu “ Izzzul Islam wal Muslimin” (kejayaan Islam dan umatnya).

        Perkumpulan ini memilki pengaruh dalam membangkitkan semangat baru di Indonesia dengan cara menerbitkan karangan-karangan dengan tema yang membangun semangat kebangsaan, sehingga dapat memberikan dorongan untuk mencapai kemerdekaan.Akan tetapi perkumpulan ini tidak diijinkan untuk membuka cabang,sehingga tidak dapat memperluas gerakannya.

3.  Persyarikatan Ulama

        Pada tahun 1911 M, berdirilah gerakan modernis Islam yaitu Persyarikatan Ulama,yang didirikan oleh Abdul Halim.Organisasi ini berpusat di daerah Majalengka Jawa Barat.Organisasi Persyarikatan Ulama diakui secara hokum oleh pemerintah Hindia Belanda ada tahun 1917 M dengan bantuan H.O.S.Cokroaminoto (ketua Sarekat Islam).

        Pada tahun 1924 M,Persyarikatan Ulama secara resmi meluaskan daerahnya ke seluruh Jawad an Madura,bahkan pada tahun 1937 M telah menyebar ke seluruh Indonesia.Persyarikatan Ulama bergerak dibidang pendidikan dan social dengan membuka sebuah rumah anak yatim ada tahun 1930 M yang diselenggarakan oleh Fathimiyah.Beberapa perusahaan berada di pengawasan organisasi ini, yaitu 2,5 ha tanah yang dibeli pada tahun 1927 M untuk pertanian, sebuah percetakan dalam tahun 1930 M, dan sebuah perusahaan tenun tahun 1939 M.Persyarikatan Ulama juga bergerak dibidang tabligh.Pada tahun 1930 m Persyarikatan Ulama menerbitkan majalah dan brosur sebagai media penyebaran dan cita-citanya.

 

4.  Muhammadiyah

        Organisasi Muhammadiya didirikan oleh KH.Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 18 Noember 1912 M bertepatan dengan tanggal 18 Dzulhijjah 1330 H.Ahmad Dahlan dilahirkan di Yogyakarta pada tahun pada tahun 1869 M dengan nama Muhammad Darwis.Ayahnya bernama KH.Abu Bakar bin Kyai Sulaiman,seorang khotib di masjid keratin.Ibunya putra H.Ibrohim bin Kyai Hasan,seorang penghulu kesultanan Yogyakarta.Muhammad Darwis tidak masuk sekolah umum,melainkan ia dididik langsung oleh orang tuanya tentang ilmu membaca al-Qur’an dan ilmu pengetahuan lainnya.Setelah itu,ia melanjutkan study kepada ulama lain di luar Yogyakarta dalam bidang tafsir,hadits,nahwu dan fiqih.

        Pada tahun 1890 M,Muhammad Darwis berangkat menuju tanah suci Makkah untuk menunaikan ibadah haji sekaligus menambah ilmu pengetahuan.Setelah kembali ke tanah air,namanya diubah menjadi Ahmad Dahlan.Pada tahun 1903 M,Ahmad Dahlan kembali ke tanah suci dan menetap selama dua tahun disana.Pada saat itu,ia belajar secara lebih intensif.Ahmad dahlan belajar tafsir al-Manar karya Muhammad Rosyid Ridlo yang memberikan cahaya terang dalam hatinya serta membuka akal pikirannya jauh ke depan tentang bagaimana situasi dalam kondisi Islam di Indonesia.

        Pada kunjungannya yang kedua ini,beliau mendapat kesempatan bertemu dengan Muhammad Rasyid Ridlo,seorang mujahid Islam yang terkenal.Keduanya terlibat dalam pertukaran pikiran tentang ide-ide yang mengarah kepada pembaruan Islam.Adapun factor-faktor yang mendukung didirikannya Muhammadiyah adalah sebagai berikut :

1.      Rusak dan hilangnya peranan umat Islam,baik dalam bidang politik,ekonomi,kebudayaan,pendidikan maupun keagamaan.

2.      Islam yang ada pada waktu itu masih bercampur aduk dengan bermacam-macam paham ,sehingga timbul bid’ah,khurofat dan syirik.

3.      Adanya usaha keras untuk mengkristenkan bangsa Indonesia.

4.      Generasi muda Islam sudah banyak terpengaruh dengan kebudayaan barat yang merendahkan Islam.

               Oleh karena itu Ahmad Dahlan tergerak hatinya untuk mendirikan pergerakan Muhammadiyah.Gerakan ini mendapat restu dari ulama-ulama di Yogyakarta dan sekitarnya.Ahirnya semua mendukung berdirinya Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 M.Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta.Tujuan dan cita-cita Muhammadiyah pada awalnya adalah :

1.      Mencapai syurga jannatun na’im dengan ridlo Alloh yang Rohman dan Rohim.

2.      Mencapai masyarakat yang sejahtera,aman,damai makmur dan bahagia disertai nikmat Alloh yang melimpah.

        Pada tahun 1914 M Muhammadiyah melebarkan sayapnya keluar Yogyakarta untuk mencapai dua tujuan mulia,yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.Orang harus memperteguh iman,mempertebal amal ibadah,mempertinggi akhlak,serta mempergiat dan memperdalam ilmu pengetahuan agama sehingga memperoleh kemurnian.

        Muhammadiyah berusaha memajukan dan memperbarui pendidikan,pengajaran,dan kebudayaan serta memperluas wawasan ilmu pengetahuan sesuai ajaran Islam.Muhammadiyah juga berupaya mempergiat dan menggembirakan dakwah Islamiyah dengan amar ma’ruf nahi munkar,memdirikan dan memelihara dengan baik tempat ibadah dan wakaf,serta membimbing kaum wanita dalam memperoleh hak-haknya.Selain itu,perhatian terhadap kaum wanita sangat menonjol dengan didirikannya organisasi Aisyiyah dan untuk gadis-gadis didirikan Nasyi’atul Aisyiyah.

5.  Sumatera Thowalib

        Organisasi Sumatera Thowalib berdiri pada tahun 1918 M di Sumatera Barat.Perhimpunan ulama dan pelajar Islam dengan nama Sumatera Barat Thowalib ini dipelopori oleh Dr.H.A.Karim Amrulloh dan Dr.H.Abdulloh Ahmad, dua orang ulama dan “ Ulama Empat Sekawan” golongan “ Kaum Muda”.Empat Sekawan golongan “Kaum Muda” yang dimaksud adalah Syekh Muhammad Jamil,H.Muhammad Tholib Umar,Dr.H.A.Karim Amrulloh dan Dr.H.Abdulloh Ahmad.

        Sekolah-sekolah dan pendidikan Islam yang didirikan oleh Sumatera Thowalib ini mendapat perhatian besardari pemuda diseluruh Sumatera hingga ke semenanjung Malaka.Pada tahun 1928 M, perkumpulan ini berubah menjadi partai politik dengan nama Persatuan Muslim Indonesia (Permi).

6.  Persatuan Islam (Persis)

Persatuan Islam didirikan di Bandung pada permulaan tahun 1920 –an.Misi utama organisasi ini adalah pemurnian pengamalan syariat Islam.Pembentukan sebuah cabang Persis tergantung pada inisiatif peminat dan tidak didasarkan pada suatu rencana yang dilakukan oleh pimpinan pusat.Namun pengaruh dari organi Persis ini jauh lebih besar dari pada jumlah cabang ataupun anggotanya.Pada tahun 1923 Mhanya selusin anggota berpartisipasi dalam sholat berjama’ah pada hari jum’at yang diselenggarakan oleh Persisi Bandung.Namun pada tahun 1924 M,ketika invasi Jepang ke Indonesia,jama’ah sholat jum’at bertambah sehingga tidak kurang dari 6 masjidyang ditempati 500 orang.

        Persisi berusaha menyebarkan cita-cita dan pemikirannya.Ini dilakukan dengan pertemuan umum, tabligh dan khutbah.Dalam kegiatannya, Persis mendapat dukungan dua tokoh penting yaitu Ahmad Hasan yang dianggap sebagai guru Persis yang utama dan Muhammad Nashir sebagai pelanjut pemikiran Ahmad Hasan.

7.  Nahdhatul Ulama (NU)

        Pada bulan Januari tahun 1926 M, organisasi NU (Nahdatul Ulama) didirikan oleh seorang kyai yang bernama H.Hasyim Asy’ari.Pada masa beliau, umat Islam sangat terdesak oleh perlakuan penjajahan Belanda yang sewenang-wenang terhadap umat Islam.Mereka melarang umat Islam mendirikan sekolah-sekolah yang berdasarkan Islam, seperti mendirikan pesantren atau sekolah keagamaan lainnya.Sementara itu guru-guru Kristen diperbolehkan mendirikan sekolah dan mengajar di sana kemudian para lulusannya banyak diangkat menjadi pegawai negeri dan pemimpin masyarakat.

        Melihat gejala yang tidak menguntungkan umat Islam ini, maka pada ahir abad ke 19, K.H.Hasyim Asy’ari mendirikan organisasi atau jam’iyah Nahdatul Ulama yang artinya kebangkitan para ulama.Nahdlotul Ulama bertujuan membangkitkan semangat juang ara ulama Indonesia dengan cara mempergiat dakwah dan pendidikan.Selain itu, Nahdatul Ulama menganjurkan agar syariat Islam diberlakukan dalam masyarakat  dengan berdasarkan pada salah satu madzhab yang empat yaitu Hanafi,Maliki,Syafi’I dan Hambali.Untuk mencapai maksud tersebut didirikanlah madrasah, pesantren dan tempat kursus.

        Nahdatul Ulama dalam waktu singkat mendapat sambutan dari masyarakat. Ahirnya, Nahdatul Ulama menjadi organisasi Islam terbesar sampai sekarang ini. Pada tahun 1952 M Nahdatul Ulama mengubah dirinya menjadi partai politik.Ketika diadakan pemilihan umum yang pertama pada tahun 1955 M,Nahdatul Ulama sebagai pemenang ke tiga setelah PNI dan Masyumi.

        Dalam perkembangan terahir ini, setelah dibentuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP), NU kembali menjadi organisasi kemasyarakatan, dan tidak lagi sebagai partai politik.Sekarang NU seperti nama awal mulanya atau kembali kepada khittah 1926, yakni garis-garis organisasi pada saat didirikan.

        Selain 7 faktor diatas, berikut data yang bias memperkuat atau menambah peranan agama Islam dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

 

1.      Perjuangan Kerajaan-Kerajaan Islam melawan colonial

               Dimulai sejak masuknya bangsa Barat dengan pendekatan kekuatan yang represif (bersenjata), maka dilawan oleh kerajaan-kerajaan Islam dikawasan Nusantara ini.Perjuangan ini antara lain : Malaka melawan serangan Portugis (1511) diteruskan oleh Ternate di Maluku (PORTUGIS berhasil dihalau samai ke Timor Timur), kemudian Makasar berhasil melawan Belanda (VOC),Banten melawan serangan Belanda (VOC) dan Mataram Islam juga melawan pusat kekuasaan Belanda (VOC) di Batavia (1628-1629) dan masih banyak lagi.Mereka gigih dan Belanda pun kalang kabut,namun setelah ada politik “Devide Et Impera” (Politik pecah belah),satu persatu kerajaan ini dapat dikuasai.Meskipun demikian semangat rakyat tidak pudar melawan penjajahan colonial,maka selanjutnya perjuangan melawan enjajahan diteruskan oleh rakyat diimin Ulama.

2.      Perjuangan Rakyat dipimpin oleh Para Ulama

               Setelah kaum colonial berhasil menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia, namun umat Islam bersama ulamanya tidak berhenti melawan enjajahan.Muncullah era Gerakan Sosial merata diseluruh pelosok tanah air.Ulama sebagai elit agama Islam memimin umat melawan penindasankedholiman penjajah.Sejak dari Aceh muncul perlawanan rakyat dipimppin oleh Cik Di Tiro,Teuku Umar, Cut Nya’ Dhien: di Sumatera Barat muncul perang paderi dipimpin oleh Imam Bonjol dan masih banyak lagi.

               Dari perlawanan tersebut pihak Belanda mulai goyah kekuasaannya,sebagai bukti tiga perlawanan yang dilakukan yaitu Rakyat Aceh,Sumatera Barat dan Java Oorlog (Dionegoro) telah mengorbankan sebanyak8.000 tentara Belanda mati.Oleh karena itu mereka mencari jalan lain yaitu merobah politik kolonialnya dengan pendekatan “ Welfere Politiek” (politik kemakmuran) untuk menarik simpatik rakyat jajahan.Namun pada hakekatnya politik itu dijalankandengan perang kebudayaan dan ideology,terutama untuk memecah dan melemahkan umat Islam Indonesia yang dianggapnya musuh utama pemerintah kolonial.

 

B.     Perkembangan Islam Pada Masa Kemerdekaan

1.      Revolusi dan Demokrasi Liberala

Menjelang teks Proklamasi akan dibacakan sebenarnya ada beberapa masalah yang timbul, diantaranya Piagam Jakarta, sama sekali tidak digunakan.Soekarno-Hatta justru membuat teks Proklamasi yang lebih PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)Berbeda dengan BPUPKI yang husus untuk tanah Jawa,PPKI merupakan perwakilan daerah seluruh kepulauan Indonesia.Perubahan itu menyebabkan anggota BPUPKI yang mundur,termasuk beberaa panitia Sembilan.Persentasi Nasionalis Islam pun mulai merosot tajam.

Pada waktu itu muh. hatta dalam sidang PPKI setelah kemerdekaan dapat dengan mudah meyakinkan angota bahwa hanya suatu konstitusi “sekuler” yang memiliki kemungkinaan besar dapat diterima dari berbagai kalangan. Tujuh kalimat yang tercantum dalam sila pertama Pancasila dengan segala konsekwensinya dihapuskan dari konstitusi.Bahkan Kantor Urusan Agama seperti yang diperoleh Islam selama pendudukan Jepang oleh panitiapun ditolak.

Pada nasionalis muslim agak kecewa dengan keputusan tersebut sebab mereka berjuang dengan segala daya dan upaya untuk kemerdekaan Indonesia dengah harapan Islam menjadi salah satu asas dalam perkembangan kedepan,namun jangankan berdasarkan Islam,Piagam Jakartapun tidak,maka bias kalian bayangkan betapa kecewanya para nasionalis Islam pada waktu itu.Diwaktu yang lain Soekarno dan Hatta menyampaikan bahwa UUD yang sudah disepakati memiliki sifat kesementaraan.Soekarno mengatakan.”nanti….dalam suasana yang lebih tentram,kita tentu….dapat membuat UUD yang lebih lengkap,lebih sempurna.

Setelah beberapa waktu kemudian,kehawatiran umat Islam sedikit lega dengan keputusan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) ,pengganti PPKI,yang bersidang pada tanggal 25,26 dan 27 November 1945 bahwa perlu dibentuk Kementrian Keagamaantersendiri untuk mengatur soal-soal keagamaan sehingga tidak lagi bercampur dengan kementrian Pendidikan.

Umat Islam sangat gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari agresi Belanda,rakyat terlibat langsung dalam perjuangan fisik.Para ulama di kampong-kampung menyerukan perang jihad fisabilillah.Rakyat berjuang dengan menyerukan takbir Allohu akbar dengan penuhenergi agar diri mereka selalu semangat,sampai kemerdekaan Indonesia penuh tercapai.

Adanya Departemen Agama yang sudah dibentuk,ternyata tidak mampu meredam konflik ideology pada masa sesudahnya,ditambahnya diumumkan oleh wakil Presiden bahwa diperbolehkannya mendirikan partai polotik,maka tiga kekuatan yang sebelumnya bertikai muncul kembali.Pada tanggal 17 November 1945,Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) lahir sebagai wadah aspirasi umat Islam,17 Desember 1945 partai sosialis yang mengkristalisasikan falsafah hidup Marxis berdiri, dan 29 Januari 1946,Partai Nasional Indonesia (PNI) yang mewadahi cara hidup nasional “ sekuler” pun muncul.Partai-partai yang berdiri setelahnya dapat dikategorikan menjadi tiga aliran utama di atas, diantara Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), yang keluar dari Masyumi tahun 1947, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI), dan Nahdatul Ulama yang keluar dari Masyumi pada tahun 1952.

Dalam masa-masa revolusi, sebenarnya konflik ideologi  tidak dapat dilihat dengan jelas,namun dapat dirasakan dan disaksikanmelalui pergantian-pergantian kabinet yang silih berganti.baru, setelah pemilihan umum pertama 1955, didalam hasil konstituante hasil pemilu itu, dialog ideology menjadi muncul kembali secaraterbuka, sebagaimana yang terjadi dalam BPUPKI.

Adanya tiga kekuatan ideology di atas, memunculkan tiga alternative yang dapat digunakan sebagai dasar negara : Islam, Pancasila dan Sosial Ekonomi.Setelah beberapa kali sidang digelar,perdebatan ideologis tentang dasar negara terpola menjadi Islam dan Pancasila.

Pemilu pertama tahun 1955 tidak satupun aliran-aliran pokok tampil sebagai pemenang, namun menghasilkan suatu pertimbangan kekuatan yang mengharuskan adanya kompromi dan kerja sama dalam bidang politik. Apabila masing-masing aliran dengan teguh dank eras memegang prinsipnya masing-masing maka sidang-sidang tidak akan pernah selesai dan tidak menghasilkan apapun.

Partai-partai Islam berusaha untuk menegakkan Islam sebagai dasar ideology dasar negara didalam konstituante, namun mengalami jalan buntu. Begitu pula dengan Pancasila, yang umat Islam waktu itu, dipandang sebagai milik kaum “ anti muslim”.Setidak-tidaknya di dalam konstituante.Sebenarnya perjuangan masih terbuka lebar,namun usaha berahir dengan adanya Dekrit Presiden 1959,konstituante dinyatakan bubar dan UUD 1945 berlaku kembali.

Dikeluarkan Dekrit Presiden memiliki tujuan untuk penengah,namun menjadi tanda adanya era baru yaitu Demokrasi Terpimpin,yang membawa kehidupan demokrasi terancam dan berada dalam situasi tidak menentu.

 

2.      Masa Demokrasi Terpimpin

 

Pada masa demokrasi terpimpin (1959-1965),presiden Soekarno mulai memerintah dengan sikap dictator.Partai-partai yang tidak setuju dengannya dianggap menentang dirinya.Soekarno telah membubarkan parlemen dan mengantinya dengan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPRGR) yang beranggotakan 283 orang.Wakil-wakil partai Islam hanya mendapat jatah 43 kursi dengan perincian : NU 36,PSII : 5 kursi,Perti 2 kursi.Padahal jumlah wakil-wakil mereka 115 kursi dalam parlemen yang dibubarkan oleh Soekarno.Pengucilan ini terus berlangsung sampai dikeluarkannya keputusan presiden No.200/1960 tentang pembubaran Masyumi dan PSI.

Peranan partai islam lama kelamaan tidak mendapatkan perann atau mengalami kemerosotan yang tajam.Tidak ada jabatan mentri berposisi penting yang diserahkan Islam,sebagaimana yang terjadi pada masa Departemen Parlementer.Satu-satunya yang diloloskan adalah pengajaran agama di Universitas dan Perguruan Tinggi.

Ide NASAKOM ( penyatuan antara Nasionalis,Sekuler,Islam dan Komunis)dalam masa ini mulai diberlakukan kembali oleh Soekarno yang dilaksanakan secara sendiri,peran partai tidak begitu berpengaruh kecuali PKI yang memainkan peran penting dan diliputi dengan semangat tinggi.Masa ini lebih didominasi oleh PKI yang mengakibatkan ketegangan gerakan 30 September PKI tahun 1965 atas kerjasama antara ABRI dan umat Islam dan golongan lainnya untuk menumpas kekejaman PKI.ANTARA Islam dan komunisme.Angkatan senjata dan kaum nasionalis”sekuler” merasa tidak puas dengan system yang berjalan.

Masa Demokrasi Terpimpin berahir dengan gagalnya gerakan 30 September PKI tahun 1965 atas kerjasama antara ABRI dan umat Islam dan golongan lainnya untuk menumpas kekejaman PKI.

 

C.      Perkembangan Agama Islam Pasca Kemerdekaanlama

Setelah Indonesia merdeka ,Islam terus berkembang melalui beberapa aspek,sehingga umat Islam dapat lebih leluasa untuk berdakwah dan terus melakukan perbaikan untuk melakukan kehidupan beragama yang lebih baik.

1.  Departemen Agama.

        Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya para pemimpin rakyat Indonesia sepakat untuk menerapkan bentuk republikdalam pemerintahan Indonesia.emerintahannya didasarkan pada asas Pancasila dan UUD 1945.

        Dalam struktur pemerintahan Indonesia dibentuk Departemen Agama (Kementrian Agama) yang pertama kalinya didirikan pada masa kabinet Syahrir dan menteri Agamanya dipegang oleh orang muslim sampai sekarang.

        Sebelum terbebtuknya Departemen ini,ada pembahasan mengenai apakah departemen ini dinamakan departemen Agama Islam atau Departemen Agama.Ahirnya diputuskan menjadi Departemen Agama, yanga pertama-tama mempunyi tiga seksi dan kemudian empat seksi,masing-masing untuk kaum muslimin, umat Protestan, umat Katolik,dan umat Hindu Budha.

        Tujuan dan fungsi Departemen Agama yang dirumuskan pada tahung 1967 adalah sebagai berikut:

a.      Mengurus serta mengatur pendidikan agama di sekolah-sekolah serta membimbing perguruan-perguruan agama.

b.      Mengikuti dan memperhatikan hal yang bersangkutan dengan agama dan keagamaan.

c.      Memberi penerangan dan penyuluhan agama.

d.      Mengurus dan mengatur peradilan agama serta menyelaesaikan masalah yang berhubungan dengan hukum agama.

e.      Mengurus dan mengembangkan IAIN, perguruan tinggi swasta dan pesantren.

f.       Mengatur, mengawasi dan mengurus penyelenggaraan ibadah haji.

 

 

2.  Majelis Ulama Indonesia

        Selain Departemen agama, cara lain pemerintah Indonesia dalam menyelenggarakan administrasi islam adallah mendirikan. Majelis ulama Pertama kali Majelis Ulama didirikan pada masa pemerintahan Soekarno di Jawa Barat pada tanggal 12 Juli 19m5m, diketuai oleh seorang panglima militer.

        Pada tanggal 8 September 1969 di Jakarta didirikan Pusat Dakwah Islam Indonesia (PDII) yang merupakan badan setengah resmi, tokoh-tokoh pemerintah, organisasi Islam turut ikut dalam organisasi ini.Organisasi ini diketuai oleh Letjen Soedirman.Pada tahun 1974 diadakan lokakarya mubaligh se-Indonesia yang membahas perlunya didirikan Majelis Ulama Indonesia.Pada tahun 1975 berdirilah Majelis Ulama Indonesia di tiap-tiap ibu kota propinsi.

        Sementara itu di Jakarta dibentuk panitia musyawarah nasional 1 Majelis Ulama seluruh Indonesiayang berlangsung pada tanggal 21-17 Juli 1975.Ketika itulah Majelis Ulama berdiri.iagam berdirinya ditanda tangani oleh 26 ketua Majelis Ulama tingkat 1 , 10 ulama unsur organisasi tingkat pusat, 4 ulama rohani Islam AU, AD, AL,dan unsur Polri dan 13 ulama diundang secara perorangan.

Adapun fungsi majelis ulama itu sendiri adalah:

a.      Memberi fatwa dan nasehat mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan kepada pemerintah dan umat Islam umumnya sebagai amar ma’ruf nahi munkar,dalam usaha meningkatkan ketahanan nasional.

b.      Mempererat ukhuwah Islamiyah dan memelihara serta meningkatkan suasana kerukunan antar umat beragama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.

c.      Mewakili umat Islam dan konsultasi antar umat beragama.

d.      Penghubung antara ulama dan umaro serta menjadi penerjemah imbal balik aantara pemerintah dan umat guna mensukseskan ppembangunan national.

 

No comments:

Post a Comment