Al-Hakim digantikan putranya yang bernama Abu Hisyam Ali dengan gelar Az-Zahir.Ia naik tahta ada umur 16 tahun,sehingga pusat kekuasaan dipegang oleh bibinya yang bernama Siti Al-Mulk.Sepeninggal bibinya Az-Zahir menjadi raja boneka ditangan menterinya.Pada masa ini kondisi rakyat menderita dan kekurangan bahan makanan karena ditimpa banjir yang terus menerus.
Peristiwa yang paling terkenang ada masa ini adalah penyelesaian persengketaan keagamaan pada tahun 1025 M dimana para tokoh madhab Malikiyah cukup toleran terhadap kelompok sunni.Ia bersedia membuat perjanjian dengan kaisar Romawi yaitu kaisar Constantine VIII.Sang kaisar diizinkan membangun kembali gereja Yerusalem yang roboh akibat kerusuhan yang terjadi disana.Ia meninggal ada 1036 setelah memerintah selama 16 tahun.
g. Al-Mustansir (1036-1095 M)
Az-Zahir digantikan anaknya yang bernama Abu Tamim Ma’ad yang bergelar al-Mustansir,pemerintahannya selama 61 tahun merupakan masa pemerintahan terpanjang dalam sejarah Islam.Ketika dinobatkan sebagai kholifah ia baru berusia 7 tahun.
Mesir dilanda permusuhan antara militer Negro dengan militer Turki.Permusuhan semakin kritis sehingga berkobarlah peperangan.Pihak turki dengan panglima Nashir berhasil menduduki kota Kairo padatahun 1068 M dengan menghancurkan istana kekhalifahan.Sungguh peperangan secara terus menerus ini sangat membahayakan Dinasti Fathimiyah.Krisis berlangsung sekitar 7 tahunsehingga menghabiskan cadangan perekonomian negara.Sedemikian parahnya musibah krisis ini sehingga kesulitan angan benar benar terjadi di mana mana.
Setelah krisis ini berahir,Mesir diserang wabah penyakit.Untuk mengatasi wabah ini kholifah al-Mustanshir meminta bantuan kepada gubenur Acre yang bernama Badr al-Jamal,gubernur berkenan memberikan bantuan sehingga wabah bias teratasi.
Seeninggal al-Mustanshir ada tahun 1095M,Dinasti Fathimiyah dilanda konflik dan permusuhan.Tidak seorangpun kholifah sesudah al-Mustanshir mampu mengendalikan kemerosotan imperium ini.
h. Al-Musta’li (1095-1101 M)
Putra termuda al-Mustanshir yang bergelar Al-Musta’li memduduki tahta kekholifahan sepeninggal ayahnya.Nizar putra tertuanya al-Mustanshir menentang penobatan adiknya.Ia segera bangkit di Alexandria setelah memecat gubernur wilayah ini,namun satu tahun kemudiania dapat dipaksa menyerah.
Sepeninggal Al-Musta’li,anaknya yang masih muda bernama al-Amir Manshur dengan gelar Al-Amir dinobatkan sebagai kholifah oleh al-Afzal.Al-Afzal merupakan perdana menteri yang berkuasa secara absolut selama 20 tahun masa pemerintahan al-Amir.Berkat keluwesan dan keadilannya,Mesir menjadi cukup damai dan makmur.
Setelah Al-Amir menjadi korban pembunuhan politik,kemenakannya al-Hafiz memproklamirkan diri sebagai kholifah.Pada masa pemerintahannya diwarnai dengan perpecahan antar unsur kemiliteran.utra Al-Hafiz yang bernama Abu Manshur Ismail dengan gelar Az-Zafir menggantikan kedudukan sebagai kholifah setelah wafatnya sang ayah.Ia adalah pemuda 17 tahun yang taman yang tidak peduli dengan urusan politik pemerintahan hingga ahirnya ia terbunuh pada tahun 1154 M oleh Nashir Ibnu Abbas.
Anak Az-Zafir yang masih kecil menggantikan kedudukan ayahnya dengan gelar Al-Faiz.Ia meninggal sebelum dewasa dan digantikan oleh kemenakannya yang bernama Al-‘Azid yang masih berusia 9 tahun.Ia merupakan kholifah Dinasti Fathimiyah yang ke empat belas dan mengahiri masa pemerintahan Fathimiyah selama lebih kurang dua setengah abad.
Azid berjuang keras untuk menegakkan kedudukannya dari serangan Yerusalem yan pada masa itu telah berada di gerbang kota Kairo.Dalam keadaan yang kacau,datanglah sultan Sholahudin Al-Ayubi pejuang dalam perang salib untuk menurunkan Al-Azid dari khalifah Fathimiyah pada tahun1171 M,dengan demikian berahir sudah masa pemerintahan Dinasti Fathimiyah.
No comments:
Post a Comment