Para penguasa dinasti Fathimiyah yaitu :
a. Al-Mahdi (909-934 M)
Al-Mahdi melancarkan gerakan perluasan wilayah kekuasaan ke seluruh wilayah Afrika yang terbentang dari Mesir sampai dengan wilayah Fes di Maroko.Pada tahun 914 M,ia menduduki Alexandria.Kota kota lainnya seperti Malta,Sytia,Sardinia,Corsica dan sejumlah kota Lin jatuh ke dalam kekuasaannya.
Kholifah Al-Mahdi mendirikan kota baru di pantai Tunisia dan menjadikannya sebagai ibu kota Fathimiyah.Kot ini dinamakan kota Mahdiniyah.Al-Mahdi juga menginginkan Spanyol sebagai wilayah kekuasaan selanjutnya dari tangan Daulah Umayah.Oleh karena itu ia menerima hubungan ersahabatan dan kerja sama dengan Muhammad bin Hafsun,pimpinan pergerakan pemberontakan di Spanyol.Namun ambisinya belum berhasil smpai ia meninggal dunia pada tahun 934 M.
b. Al-Qoim ( 934-949 M)
Al-Mahdi digantikan putranya yang tertua bernama Al-Qosim,bergelar Al-Qo’im.Ia meneruskan gerakan ekspansi yang di mulai oleh ayahnya.Pada tahun 934 M ia mengerahkan pasukannya dengan jumlah besar ke daerah selatan pantai Prancis,hingga pasukan ini berhasil menduduki Genoa dan wilayah sepanjang pantai Calabria.
Ditengah kesuksesan dalam ekspansi,Al-Qo’im mendapat perlawanan dari kalangan Khowarij yang melanjarkan pemberontakan dibawah pimpinan Abu Yazid Makad yang berlangsung hamper 7 tahun.
Al-Qo’im merupakan prajurit pemberani,hamper setiap ekspedisi militer dipimpinnya secara langsung.Ia merupakan khalifah Fathimiyah pada tahun 946 M,ketika itu sedang terjadi pemberontakkan di Ausa’ yang dipimpin oleh Abu Yazid.Al-Qo’im digantikan putranya yang bernama Al-Mansyur.
Al-Mansyur adalah pemuda yang sangat lincah.Ia berhasil menghancurkan kekuasaan Abu Yazid.Meskipun putra Abu Yazid dan sejumlah pengikut setiannya senantiasa menimbulkan keributan,namun seluruh wilayah Afrika pada saat itu tunduk ada kekholifahan Dinasti Fathimiyah.Al-Mansyur membangun kota yang sangat megah diwilayah perbatasan Susa’ yang di beri nama kota Al-Mansyuriyah.
c. Mu’iz Lidinillah ( 965-975 M).
Ketika Al-Mansyur meninggal,putranya yang bernama Abu Tamim Ma’ad menggantikan kedudukannya sebagai kholifah dengan gelar Mu’iz Lidinillah.Penobatan Muiz sebagai kholifah ke 4 menandai era baru Dinasti Fathimiyah.Banyak keberhasilan yang dicapainya. Pertama kali ia menetapkan untuk mengadakan peninjauan ke seluruh wilayah kekuasaannya untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya.Selanjutnya Mu’iz menerakan langkah langkah yang harus ditemuh demi terciptanya keadilan dan kemakmuran.
Ia menghadapi gerakan pemberontakkan secara tuntas hingga mereka bersedia tunduk kedalam kekuasaan Mu’iz.Ia menempuh kebijakan damai terhadap para pimpinan dan gubernur dengan menjanjikan penghargaan kepada mereka yang menunjukkan loyalitasnya.Dalam waktu singkat,masyarakat seluruh negeri mengenyam kehidupan yang damai dan makmur.
Ketika itu di Spanyol sedang terjadi permusuhan antara Abdurrohman III dan penguasa Franka,maka Mu’iz memanfaatkan kesempatan itu dengan mengerahkan ekspansi militer ke Maroko dengan pimpinan Jauhar.Gubernur Umayyah gagal memanfaatkan wilayah ini sehingga Maroko didduki pasukan Mu’iz.
Penaklukan atas Maroko menimbulkan permusuhan yang berkepanjangan antara dua pemerintahan muslim yaitu Dinasti Umayah Spanyol dan Dinasti Fathimiyah.Beberapa tahun kemudian Maroko dapat direbut kembali oleh pasukan Abdurrohman III.Pihak Fathimiyah kemudian melancarkan serangan ke wilayah pantai Spanyol dibawah pimpinan Hasan bin Ali.Abdurrohman membalas serangan ini dengan mengepung dan memanfaatkan dengan menyerbu Creta dan berhasil memdudukinya pada tahun 967 m.Oleh karena itu Creta yang diduduki umat Islam semenjak kholifah Al-Makmun menjadi lepas.
Setelah Creta lepas,pasukan Islam berusaha membalas dengan menghancurkan kekuasaan Bizantium di Sicilia.anglima perang Ahmad Bin Hasan berhasil menaklukannya dan menjadikannya seluruh wilayah Sicilia menjadi wilayah kekuasaan Fathimiyah.Sebuah Universitas Kedokteran didirikan di wilaayah Palemo,Sicilia.
Penaklukan Mesir merupakan cita cita terbesar gerakan ekspansi Mu’z.Ketika Mesir dilanda kerusuhan serius pada tahun 968 M.Mu’iz segera memerintahkan Jauhar untuk mengerahkan pasukan perang utnuk menaklukan Mesir.Pada tahun 969 M,Jauhar berhasil menduduki Fustat tanpa suatu perlawanan dan Mesir memasuki era baru dibawah kekuasaan Dinasti Fathimiyah.Jauhar segera membangun kota fustat menjadi kota baru dengan nama Qohiroh (Kairo).Semnjak tahun 973 M kota ini dijadikan sebagai ibu kota pemerintahan dinasti Fathimiyah.Selanjutnya Mu’iz mendirikan masjid Al-Azhar.Masjid ini oleh kholifah Al-Aziz dijadikan sebagai pendidikan tinggi Al-Azhar.Universitas Al-Azhar yang berkembang di masa sekarang ini bermula dari pendidikan tinggi tersebut.
Kholifah Mu’iz meninggal pada tahun 975 M,setelah memerintah selama 23 tahun.Ia merupakan kholifah terbesar sekaligus pendiri Dinasti Fathimiyah di Mesir.Kecakapannya sebagai negarawan terbukti oleh perubahan Fathimiyah sebagai Dinasti kecil menjadi imperium besar.Menurut Sayid Amir Ali,ketenaran Mu’iz dalam bidang pendidikan dan pengetahuan sebanding dengan kholifah Al-Makmun,yang berhasil membawa kemakmuran dan kemajuan peradaban Afrika Utara.Mu’iz orang yang berpendidikan tinggi dan pandai dibidang syair dan susastrawan Arab,ia juga menguasai beberapa bahasa dan fasih berpidato.
d.Al-Aziz (975-996 M)
Al-Aziz menggantukan kedudukan ayahnya,Mu’’iz.Ia termsuk kholifah Fathimiyah yang paling bijaksana dan pemurah.Kedamaian yang berlangsung pada masa ini ditandai dengan kesejahteraan seluruh warga.Baik muslim maupun non muslim.Kemajuan imperium Fathimiyah mencapai puncak pada masa pemerintahannya.Imperium ini menggungguli kebesaran Abbasiyah di Baghdad.Antara kholifah Al-Aziz dan Amir Buwaihiyah ( penguasa Abbasiyah di Baghdad) terjalin hubungan persahabatan dengan saling mengirim duta masing masing.
Pembangunan fisik dan seni arsitektur merupakan lambing kemajuan pada masa ini.Bangunan megah banyak didirikandi kota Kairo seperti The Golden Palace,The Pear Pavilion dan masjid Karafa.Masjid Al-Azhar diresmikan oleh kholifah Al-Aziz sebagai lembaga pendidikkan.Al-Aziz wafat pada tahun 996.
e.Al-Hakim (966-1021 M)
Sepeninggal Al-Aziz,Dinasti Fathimiyah dijabat oleh anaknya yang bernama Abu al-Mansyur al-Hakim.Ketika naik tahta ia berusia 11 tahun.al-Hakim adalah pribadi muslim yang taat.Ia mendirikan sejumlah masjid yang dijadikan sebagai lambing kemajuan arsitektur yang indah,perguruan tinggi dan pusat obserfatory di Syria.Pada tahun 1306 M,ia menyelesaikan embangunan Dar Al-Hikmah ( gedung pusat ilmu pengetahuan ) sebagai sarana penyebaran theology syi’ah sekaligus untuk kemajuan kegiatan pengajaran.
Dar Al-Hikmah dilengkapi dengan sebuah perpustakaan besar dan berada di dekat istana kerajaan.Gedung ini terbuka untuk umum.Tamu negara selalu menyempatkan diri mengunjungi gedung ini dan ditemppat inilah para penulis dan pemikir berkumpul.
No comments:
Post a Comment