1. Bentuk bentuk Saja’ah
Syaja’ah atau keberanian tidak hanya di tunjukkan dalam eerangan (jihad Fii sabilillah),tai juga dalam segala aspek kehidupan.Prof.Dr.Yunahar Ilyas menyebutkan beberapa bentuk saja’ah yang disebutkan dalam al-Qur’an :
a. Syaja’ah menghadapi musuh dalam peperangan(jihad fii sabilillah)
Seorang muslim harus berani terjun kemedan erang menegakkan dan membela kebenaran.Dia harus terus maju sampai menang atau mati syahid.Tidak boleh mundur atau lari daari medan peperangan.Kalaupun mundur dibolehkan untuk bergabung dengan pasukan Islam lainnya sebagai bagian dari siasat.
Rosululloh Saw dan ara sahabatnya telah memberikan contoh beta gagah beraninya mereka dalam perang.Dalam perang Badar misalnya dengan personil sekitar 300 orang muslim,mereka berani mengalahkan pasukan lawan yang berjumlah sekitar 1.000 orang.
b. Syaja’ah menyatakan kebenaran (kalimah al haq)
Sekalipun dihadapan penguasa yang dholim,kita harus senantiasa berani dalam menyatakan kebenaran.Rosululloh Saw bersabda :
Dari Abu Said Al Khudri Radhiallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ أَوْ أَمِيرٍ جَائِرٍ
“Dari Abu Said Al Khudri, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Jihad yang paling utama adalah mengutarakan perkataan yang ‘adil/benar di depan penguasa atau pemimpin yang zalim.”
(HR. Abu Daud No. 4344. At Tirmidzi No. 2265. Katanya: hadith ini hasan gharib. Ibnu Majah, Kitab Al Fitan Bab Al Amru bil Ma’ruf wan nahyu ‘anil Munkar, No. 4011. Ahmad, No hadits. 10716. Dalam riwayat Ahmad tertulis Kalimatul haq- perkataan yang benar. Syaikh Al Albani menshahihkannya dalam Misykah Al Mashabih, No. 3705)
Dalam hadits diatas disebutkan kalimah al haq ‘inda sulthon jaair (memperjuangkan kebenaran dihadapan pengasa yang dholim).Kebenaran memang harus disampaikan meskipun mengandung resiko yang berat.Resiko akan lebih berat karena yang dihadapi adalah penguasa yang otoriter.Penguasa otoriter menganggap semua kritik adalah pembangkangan.Menghadapi penguasa seperti itu diperlukan keberanian.
Dalam mengatakan kebenaran membutuhkan sikap amar ma’ruf dan nahi munkar.’Amar artinya perintah,ma’ruf artinya kebaikan,nahi artinya larangan dan munkar artinya keburukan.Jadi ‘amar ma’ruf nahi munkar maksudnya adalah mengajak manusiakepada kebaikan dan melarang berbuat keburukan.
Dalam kitab yang berjudul ‘amar ma’ruf nahi munkar karangan Ibnu Taimiyah dijelaskan bahwa amar ma’ruf nahi munkar merupakan cita cita dan nilai luhur umat manusia.Apabila tidak ada amar ma’ruf nahi munkar tidak aka nada ketaatan keada Alloh Swt.Apabila tidak ada ketaatan kepada Alloh Swt maka azab Alloh akan dating menghampiri kita.
Apabila amar ma’ruf nahi munkar disuatu tempat tidak dilaksanakan,tidak hanya berakibat buruk bagi orang orang yang berbuat zalim saja.Tetapi akan mengakibatkan malapetaka ppada seluruh anggota masyarakat yang ada disuatu tempat tersebut.Menunaikan amar ma’ruf nahi munkar tesebut membutuhkan keberanian dan kebulatan tekad.
c. Syaja’ah untuk mengendalikan diri ketika marah
Sekalipun manusia mampu melampiaskan kemarahannya,tetapi pribadi yang memiliki sifat syaja’ah akan senantiasa berusaha mengendalikan amarahnya.Rosululloh Saw bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ (رواه البخاري ومسلم)
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, sungguh orang yang kuat adalah yang mampu menguasai dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits diatas menjelaskan dan memerintahkan untuk memiliki sifat syaja’ah.Syaja’ah disini bukan yang kuat bergulat,tetapi orang yang mampu menahan amarahnya.Syaja’ah juga diartikan dengan kemampuan mengendalikan diri.Maka dari itu syaja’ah adalah keberanian yang lahir dari hati yang kuat dan jiwa yang bersih.
Al-Ghozali menjelaskan tentang sebab sebab marah.Diantara sebab sebab timbulnya marah adalah : bangga diri,bercanda,saling mengejek mengolok olok,berbantah bantahan,saling bermusuhan,berhianat,berebut harta duniawi dan pangkat.
No comments:
Post a Comment