B. Ketentuan Khutbah
Kutbah Jum’at merupakan sebuah komponen yang penting dalam pelaksanaan sholat jum’at,sehingga bagi siapapun yang melaksanakan ritual mingguan ini seharusnya mengerti apa yang dimaksud dengan khutbah jum’at terutama seorang yang bertugas menjadi khitib.
1. Syarat-syarat khutbah jum’at
Dalam pelsaksanaan dua khutbah hendaklah diperhatikan dengan sungguh sungguh tentang tata pelaksanaannya sebagaimana yang dituntunkan oleh Rosululloh Saw.Adapun syarat-syarat yang harus diperhatikan ketika berkhutbah yaitu :
a. Hendaknya khutbah tu dimulai sesudah tergelincirnya matahari.
b. Khutbah dilaksanakan dengan cara berdiri serta menghadapkan wajahnya kepada jama’ah sholat jum’at.
c. Hendaknya khotib mengucapkan salam ketika telah berada di atas mimbar’
d. Khotib hendaknya duduk diantara khotbah yang pertama dengan khotbah yang kedua.Ketentuan ini sesuai dengan hatdits yang diriwayatkan oleh al-Bukhori dari Abdulloh bin umar Ra.Ia berkata “ Nabi Saw melakukan dua khutbah dan duduk diantara keduanya”.(al-Bukhori).
e. Hendaknya khotib berkhutbah dengan penuh semangat,disertai dengan suara yang jelas,terang didengar,atau suara keras tetapi tidak berlebihan.
f. Kedua khutbah dimulai setelah adzan selesai dikumandangkan dan iqomahpun segera diserukan setelah berahirnya khutbah yang kedua.
g. Hendaknya khutbah disampaikan secara singkat.
2. Rukun Khutbah Jum’at
Selain syarat khutbah,yang harus diperhatikan dan harus diketahui oleh seorang khotib adalah rukun khutbah.Karena jika salah satu rukun khutbah tidak dilaksanakan atau ditinggalkan,maka khutbah jum’at tidak sah.Dalam menyampaikan khutbah,baik itu khutbah yang ppertama maupun khutbah yang kedua,hendaknya memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Menyampaikan puji-pujian kepada Alloh Swt.Berdasarkan hadits Nabi Saw.yang menggambarkan “Adalah khutbah Nabi pada hari jum’at ia mulai dengan Alhamdulillah dan memuji kepada Alloh Swt”.(H.R.Muslim).
b. Menyampaikan sholawat kepada Nabi Muhammad Saw.
c. Mengucapkan kesaksian atau syahadah.Berdasarkan kepada sabda Rosululloh Saw.”Khutbah yang didalamnya tidak diucapkan syahadat,sama halnya dengan tangan bunting”.(H.R.Ahmad,Abu Dawud,dan at-Tirmidzi)
d. Mewasiatkan taqwa,yaitu mengajak atau berwasiat untuk dirinya seendiri dan para jama’’ah untuk meningkatkan taqwa kepada Alloh,menjauhi segala larangan-Nya dan menjalankan segala perintah-Nya.Berdasarkan sabda Rosululloh Saw: “ Adalah Rosululloh Saw senantiasa mewasiatkan taqwa kepada Alloh dalam khutbahnya”.(H.R.Muslim).
e. Membaca ayat al-Qur’an dalam khutbahnya,hendaknya khotib menguraikan satu tema yang didasarkan pada firman Alloh Swt.Sebagaimana khutbah yang dilakukan oleh Rosululloh Saw : “Rosululloh Saw berkhutbah sambil berdiri dan beliau duduk diantara dua khutbah,membaca ayat-ayat al-Qur’an serta memberi nasehat kepada manusia”.(H.R.Jama’ah kecualial-Bukhori dan at-Tirmidzi).
f. Memanjatkan doa diakhir khutbah yang kedua,yaitu berdoa memohon agar diampuni segala dosa dan kesalahan atas orang-orang mukminin serta diselamatkan hidupnya didunia dan di akhirat.
No comments:
Post a Comment